Sepintas, dasawarsa kehidupan,
setengah abad yang lalu,
sewajah kita serasa cita, sewadah perjuangan
rakyat ini masih merintih, terbeban, tersadok,
ibu jari kakinya berdarah, bernanah,
mimpinya ngeri, esok masih kelam.
Bumi ini dipijak milik orang.
30 tahun bumi hijau diteroka
berdarah ibu kaki, terluka,
hari itu teratak menjadi puing,
ia tidak bermakna lagi.
Anak bakal peguam
menjadi saksi, bumi hijau,
merah bernanah.
Hari ini peribumi tersiksa,
lukanya sembuh kembali,
buminya dipijak, ia berdiri,
sebagai rakyat, dikembalikan,
peluh tumpahnya ke badan,
segar mewanginya, berpanjangan,
selagi ada bulan dan bintang.
Nukilan:
Suhaimi Taib
Kuala Terengganu
21 April 2013
setengah abad yang lalu,
sewajah kita serasa cita, sewadah perjuangan
rakyat ini masih merintih, terbeban, tersadok,
ibu jari kakinya berdarah, bernanah,
mimpinya ngeri, esok masih kelam.
Bumi ini dipijak milik orang.
30 tahun bumi hijau diteroka
berdarah ibu kaki, terluka,
hari itu teratak menjadi puing,
ia tidak bermakna lagi.
Anak bakal peguam
menjadi saksi, bumi hijau,
merah bernanah.
Hari ini peribumi tersiksa,
lukanya sembuh kembali,
buminya dipijak, ia berdiri,
sebagai rakyat, dikembalikan,
peluh tumpahnya ke badan,
segar mewanginya, berpanjangan,
selagi ada bulan dan bintang.
Nukilan:
Suhaimi Taib
Kuala Terengganu
21 April 2013